https://minahasa.times.co.id/
Berita

Siti Fauziah Tekankan Makna Hari Ibu sebagai Aksi Nyata dan Penguatan Budi Pekerti di Era Digital

Senin, 22 Desember 2025 - 10:18
Siti Fauziah Tekankan Makna Hari Ibu sebagai Aksi Nyata dan Penguatan Budi Pekerti di Era Digital Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah. (Foto: Antara)

TIMES MINAHASA, JAKARTA – Peringatan Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember dimaknai Sekretariat Jenderal MPR RI sebagai momentum refleksi sekaligus aksi nyata, bukan sekadar kegiatan seremonial tahunan.

Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah, menegaskan bahwa esensi Hari Ibu harus tercermin dalam program-program konkret yang memberi dampak langsung bagi perempuan, khususnya para ibu, baik dari sisi kesehatan maupun penguatan peran sosialnya.

“Peringatan Hari Ibu seharusnya tidak berhenti pada seremoni. Yang terpenting adalah menghadirkan kegiatan nyata yang manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh para ibu dalam kehidupan sehari-hari,” kata Siti Fauziah, Senin (22/12/2025).

Ia menyebutkan, MPR RI mendukung berbagai inisiatif yang diinisiasi pimpinan dan anggota MPR bersama aktivis perempuan. Salah satu kegiatan yang digelar bertepatan dengan Hari Ibu adalah pemeriksaan kesehatan khusus bagi perempuan, termasuk layanan mammografi (MAMO) dan Pap Smear sebagai upaya deteksi dini dan perlindungan kesehatan ibu.

Menurutnya, program-program semacam itu menjadi contoh konkret bagaimana peringatan Hari Ibu dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian yang nyata, bukan sekadar agenda simbolik yang berulang setiap tahun.

“Melalui kegiatan kesehatan ini, kita ingin memastikan bahwa peringatan Hari Ibu benar-benar memberikan nilai tambah dan manfaat langsung bagi para ibu,” ujarnya.

Selain aspek kesehatan, Siti Fauziah juga menyoroti tantangan yang dihadapi para ibu di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan karakter generasi muda. Ia menilai arus digitalisasi turut memengaruhi pola interaksi sosial, termasuk hubungan antara anak dan orang tua.

Ia mengungkapkan keprihatinan terhadap semakin berkurangnya nilai sopan santun dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, kondisi tersebut tidak terlepas dari berkurangnya penekanan pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional sejak awal 2000-an.

“Sudah lebih dari dua dekade kita tidak lagi menempatkan pendidikan budi pekerti sebagai fokus utama. Dampaknya kini mulai terlihat dari perubahan sikap generasi muda, terutama dalam hal penghormatan kepada orang tua dan lingkungan sekitarnya,” tuturnya.

Siti Fauziah menegaskan bahwa kemajuan teknologi dan modernisasi seharusnya tidak menggerus nilai-nilai budaya bangsa. Sebaliknya, perkembangan zaman perlu dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan kembali etika, sopan santun, dan karakter luhur dengan pendekatan yang relevan bagi generasi masa kini.

“Nilai budi pekerti adalah bagian dari identitas bangsa. Modernisasi tidak boleh membuat kita kehilangan jati diri, tetapi justru harus menjadi alat untuk memperkuat nilai-nilai tersebut,” katanya.

Melalui momentum Hari Ibu, MPR RI berharap masyarakat dapat memaknai peran ibu secara lebih mendalam, sekaligus mendorong lahirnya gerakan berkelanjutan yang mendukung kesehatan, martabat, serta peran strategis perempuan dalam keluarga dan kehidupan berbangsa. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Minahasa just now

Welcome to TIMES Minahasa

TIMES Minahasa is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.