TIMES MINAHASA, JAKARTA – Dunia olahraga mendekati era baru di mana teknologi bukan hanya pendukung, melainkan elemen inti dalam pengambilan keputusan di lapangan.
Dari Major League Baseball (MLB), Premier League Inggris, hingga liga-liga wanita di Amerika Serikat, inovasi seperti robot wasit dan sistem tracking optik membawa keakuratan dan efisiensi yang lebih tinggi.
Perkembangan Terbaru
• Robot Umpire di MLB mulai 2026
MLB mengumumkan bahwa pada musim 2026 akan mulai diterapkan Automated Ball/Strike System (ABS), yang memungkinkan pemain (pemukul, pelempar, atau penangkap) untuk menantang keputusan wasit atas bola dan strike menggunakan teknologi.
ABS ini memakai kamera Hawk-Eye dan jaringan 5G pribadi untuk meningkatkan keakuratan call.
• VAR & Offside Semi-Otomatis di Liga Inggris
Premier League telah berencana untuk mempercepat proses pengambilan keputusan VAR melalui teknologi semi-automated offside.
The Guardian melaporkan bahwa sistem baru ini akan memakai puluhan kamera dan computer vision untuk mengurangi waktu peninjauan offside, dengan dukungan klub dan hasil tes awal yang menjanjikan.
• Tacking Optik di WNBA
Dilansir dari AP News, WNBA menjadi liga wanita pertama di AS yang menerapkan sistem tracking optik untuk semua pertandingan.
Dengan teknologi ini, tim dapat mengakses data 3D tentang pergerakan pemain, kualitas tembakan, dan efisiensi gerakan, yang dapat dipakai untuk strategi, pelatihan, dan analisis performa.
• Grafis AR dan Periklanan Virtual dalam Siaran Langsung
Perusahaan seperti Vizrt telah meluncurkan versi baru platform mereka (Viz Arena 6) yang mengintegrasikan AI untuk mempercepat penyusunan grafis AR, iklan virtual, dan overlay visual di lapangan.
Teknologi ini bekerja untuk menjaga grafis tetap sinkron dengan gerakan kamera, serta mengurangi waktu kalibrasi secara signifikan.
Dampak dan Mental Pemain
Sebuah penelitian dari The Scottish Sun Skotlandia menunjukan bahwa beberapa pemain merasa resah dan tertekan akibat kehadiran teknologi seperti VAR.
Mereka merasakan bahwa setiap keputusan dapat diadili ulang dan “terasa selalu diawasi”, yang mempengaruhi spontanitas dan kepercayaan diri mereka di lapangan.
Meskipun teknologi memperbaiki keakuratan, ada pemikiran bahwa terlalu banyak intervensi otomatis bisa mengikis sisi manusiawi dalam pertandingan seperti intuisi wasit, emosi suporter, dan kenangan momen tidak terduga.
Beberapa teknologi juga menuntut regulasi baru, termasuk bagaimana tantangan dibuat, siapa yang punya hak untuk mengajukannya, dan bagaimana data visual disajikan.
Kesiapan Infrastuktur
Untuk mengadopsi sistem seperti ABS, tracking optik, atau AR yang kompleks, dibutuhkan infrastruktur tinggi, kamera berkualitas, jaringan data cepat (termasuk 5G), serta personel teknis yang andal. Klub-klub dan organisasi olahraga di negara berkembang mungkin belum siap di semua aspek.
Integrasi AI tidak hanya untuk wasit tetapi juga pelatih dan atlet: analisis strategis, prediksi cedera, performa, dan pencarian talenta muda akan makin canggih.
Teknologi fan engagement seperti grafis interaktif, replay 3D, pengalaman menonton lewat AR/VR juga akan semakin memanjakan suporter.
Perkembangan aturan main mungkin akan mengikuti munculnya teknologi baru, untuk menjaga keseimbangan antara keakuratan dan jiwa olahraga.
Teknologi membawa kemungkinan besar untuk meningkatkan adil dan efisiensi dalam olahraga, tetapi jalan ke depan juga penuh pertanyaan etis, mental, dan regulatif. Sejauh mana perkembangan teknologi membawa dampak positif bagi dunia olahraga? Banyak yang bergantung pada bagaimana atlet, federasi, dan penonton merespon pergeseran ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari VAR Hingga Robot Umpire, Beginilah Teknologi Mengubah Wajah Dunia Olahraga
Pewarta | : Mutakim |
Editor | : Ronny Wicaksono |