TIMES MINAHASA, PACITAN – SMPN 1 Donorojo, Kabupaten Pacitan memulai konsep sekolah ramah anak sejak pagi hari. Guru-guru menyambut siswa di gerbang dengan salam, senyum, dan jabat tangan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
Pembiasaan 3S (Salam, Senyum, Sapa) ini menjadi cara sekolah menciptakan rasa aman dan nyaman bagi siswa. Anak datang ke sekolah tanpa rasa takut, tanpa tekanan, dan merasa diterima sejak langkah pertama.
Kepala SMPN 1 Donorojo, Mursito, mengatakan sekolah ramah anak bukan sekadar slogan, tetapi harus hadir dalam praktik sehari-hari.
“Anak harus merasa aman dulu. Kalau sejak datang sudah disambut dengan baik, mereka lebih siap belajar,” ujarnya, Senin (29/12/2025).
Menurutnya, pendidikan karakter tidak harus selalu melalui aturan tertulis. Sikap guru yang menyapa dan menghargai siswa justru menjadi pembelajaran langsung tentang adab dan saling menghormati.
Wakasek Kesiswaan SMPN 1 Donorojo, Daryanto, menegaskan kebiasaan menyambut siswa di gerbang sudah menjadi budaya sekolah.
“Kami ingin membangun kedekatan emosional. Sekolah ramah anak itu dimulai dari hubungan yang hangat antara guru dan siswa,” katanya.
Pendekatan ini menjadi jawaban atas kekhawatiran orang tua terhadap lingkungan sekolah yang kaku atau menekan. Di SMPN 1 Donorojo, kedisiplinan dibangun melalui keteladanan, bukan hukuman.
Melalui langkah sederhana di depan gerbang sekolah, SMPN 1 Donorojo komitmen bahwa sekolah ramah anak cukup dimulai dengan konsistensi, perhatian, dan sikap yang memanusiakan siswa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Datang ke Sekolah Tanpa Takut, Praktik Sekolah Ramah Anak di SMPN 1 Donorojo Pacitan
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |